Prof Ravik Ajak Mahasiswa UNP Majukan Indonesia Lewat Revolusi Mental


Tanam pohon-Staf khusus Menteri Koordinator (Kemenko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., bersama Rektor Prof Ganefri, PhD., dan jajaran menanam satu batang pohon Manggis di depan Auditorium UNP. Penanaman pohon ini simbolis dari gerakan menanam satu juta pohon dalam GNRM. (yuni)



Padang, Tanahairkita- Mahasiswa adalah generasi milenial yang pada Indonesia Emas 2045 mendatang diharapkan menjadi pemimpin bangsa ini. Untuk itu dalam tubuh dan jiwa mereka harus tertanam tiga nilai utama, yakni etos kerja yang tinggi, semangat kerjasama atau gotong royong dan integritas yang tinggi.


Hal itu disampaikan Staf khusus Menteri Koordinator (Kemenko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., saat menjadi narasumber salam seminar nasional Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) di Universitas Negeri Padang (UNP), Senin (14/11). 


Seminar nasional yang dihadiri oleh civitas akademika dari UNP ini  bertemakan "Menuju Indonesia Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat Melalui Aksi Nyata Gerakan Nasional Revolusi Mental Generasi Muda".

"Asumsinya, jika tiga hal itu diimiliki mahasiswa, maka kita yakin, calon- calon pemimpin negara ini bisa membawa Indonesia ke depan lebih baik," katanya.


Mantan Rektor Universitas Sebelas Maret itu juga mengatakan, tantangan yang akan dihadapi mahasiswa di masa yang akan datang sangat komplek, seperti revolusi industri 4.0 yang menuntut setiap orang inovatif. Di era seperti ini lanjutnya, munculnya pekerja baru yang berbasis teknologi industri. "Imbas globalisasi membuat 14,2 juta tenaga kerja bermigrasi antar negara Asean, sehingga timbulnya benturan kebudayaan. Akhirnya, tercipta peningkatan daya saing sumber daya manusia dalam memenuhi kebutuhan domestik," paparnya.

Salah satu solusinya menurutnya adalah dengan kuliah atau menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Mahasiswa menurutnya harus belajar tepat, cepat dan cerdas. Apalagi tidak semua orang berkesempatan untuk bisa menempuh pendidikan tinggi. "Yang kuliah itu hanya 30 persen atau belum sampai sepertiga dari generasi muda," sebutnya.

Selain itu Ravik Karsidi juga mengingatkan pentingnya penguasaan bahasa asing oleh mahasiswa. "Penguasaan bahasa asing sangat penting saat ini. Jika mahasiswa belum mempunyai kemampuan berbahasa asing, maka mahasiswa itu tertinggal," pesannya.


Dari itu, mahasiswa harus menyiapkan diri dengan baik dan dengan kemampuan adaptasi yang juga baik, sehingga mereka mampu menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks. 


Gerakan Revolusi Mental yang sudah dicanangkan menurutnya juga dapat mendorong mahasiswa menjadi orang yang inovatif,  kolaborasi, dan bekerjasama demi Indonesia lebih baik.


Hal senada juga disampaikan Rektor UNP, Prof. Ganefri, PhD. Dia mengatakan, program GNRM sudah dilaksanakan sejak tiga tahun terakhir di UNP. Tujuannya tak lain demi menciptakan generasi muda yang berkarakter dan memiliki wawasan.


"Gerakan nasional revolusi mental adalah sebuah program yang dicanangkan secara nasional, kebetulan telah terjalin kerjasama forum rektor Indonesia dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK RI) sehingga gerakan revolusi mental ini didukung penuh oleh Kemenko PMK RI," ucapnya. 


UNP terbilang beruntung,karena tidak.semua perguruan tinggi diberi kesempatan untuk mendapatkan hibah program GNRM.

Program ini lanjut Ganefri sebenarnya terbuka bagi seluruh mahasiswa di seluruh Indonesia. "Pada tahun ketiga ini pesertanya cukup banyak. Mudah-mudahan, di tahun yang ke empat kita masih terlibat dalam program GNRM yang jelas meningkatkan wawasan karakter bangsa bagi seluruh mahasiswa Indonesia," jelasnya.


Pada kesempatan itu, selain menyerahkan hadiah bagi para pemenang lomba GNRM, Prof Ravik juga berkesempatan menanam sebatang Pohon Manggis di halaman Auditorium UNP. Dia berharap, setiap orang bisa sejujur  buah Manggis  yang di kulitnya langsung ketahuan jumlah isinya. "Manggis itu adalah buah paling jujur. Kalau di kulitnya  lima, maka isinya juga lima. Semoga kita semua sejujur buah Manggis," katanya diaminin  semua orang yang menyaksikan penanaman pohon. Penanaman  pohon itu hanya simbolis dari Gerakan Penanaman Satu Juta Pohon di  berbagai daerah di Indonesia dalam program GNRM. 


Ketua Panitia Seminar Nasional, Junaidi, PhD., mengatakan, seminar berlangsung secara hybrid, yaitu online dan tatap muka. Di online lebih dari 1.000 hadir menyaksikan seminar nasional itu. Belum termasuk yang offline yang jumlahnya juga ribuan mahasiswa. (yuni)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anakku Pulang Bagai Pahlawan

Prajurit Yonif 133 Yudha Sakti Tewas Diserang KKB di Papua Barat

UNESCO Tetapkan Hari Lahir AA Navis Jadi Perayaan Internasional