Kata UAS di UNP, Minangkabau, Suku Yang Persatuan Agama dan Kebangsaan



CINDERAMATA-Ustad Abdul Somad foto bersama dengan Rektor UNP, Prof. Ganefri, PhD., dan civitas akademika  UNP di sela kuliah umumnya. (ist)


PADANG -Ribuan civitas akademika Universitas Negeri Padang (UNP) menghadiri kuliah umum Ustad Prof Abdul  Somad Batubara, LC. D.E.S.A., PhD., Jumat (26/5). Sejak pagi, mereka sudah memenuhi auditorium kampus di Jalan Prof. Hamka, Padang tempat dilaksanakannya kegiatan.

Sebelum memasuki ruangan, seluruh peserta kuliah umum tampak diperiksa dengan metal detektor oleh pihak keamanan. Mereka yang bisa hadir yang telah mendaftar sejak dua hari sebelum acara dimulai.

Ustad kondang ini pada kesempatan itu menyampaikan tausyiah bertemakan, "Urgensi Pendidikan Islam untuk Moderasi Beragama". Ustad menyesalkan terjadinya benturan ketika bicara agama dan kebangsaan. Jika bicara kebangsaan, maka seseorang  harus melepaskan agama. Jika bicara agama, maka jangan bawa-bawa kebangsaan. "Ketika orang bicara NKRI, jangan bawa Allahu Akbar. Jika Allahu Akbar, maka anti NKRI. Ini Mazhab dari mana?" tanyanya. 

Ustad kondang lulusan Kairo dan Maroko ini menilai Minangkabau adalah suku yang menyatukan kebangsaan dan agama. Hal itu katanya tercermin dari filosofi hidup masyarakatnya yang memegang teguh, Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. "Di Minangkabau, agama dan kebangsaan telah dikawinkan. Di sini, agama dan kebangsaan tidak pernah dibenturkan. Oleh karena itu, wajar pemikiran Minangkabau dibumikan hingga  ke tingkat nasional," ujarnya.

Dia juga mengapresiasikan masyarakat Minang yang bisa membawakan diri dimanapun berada. Pepatah Minang, Dima Bumi Dipijak, Disitu Langit Dijunjung benar-benar teraplikasi dalam hidup dan kehidupan mereka dimana pun berada. 

Ustad juga mengapresiasi UNP sebagai kampus umum yang tetap mengedepankan nilai-nilai religi di kalangan mahasiswa dan dosennya.



Kampus peradaban 

Rektor UNP, Prof. Ganefri, PhD., dalam sambutan menyampaikan, UNP adalah kampus peradaban yang religius dan nasionalis yang lulusannya diharapkan bisa mengawal negara agar jangan dipecah belah. Tapi nantinya bisa menjadi negara unggul.

Rektor mengatakan, di UNP telah ditanamkan nilai-nilai toleransi yang bertujuan agar tidak ada perpecahan  bangsa Indonesia. "UNP dijadikan pusat pengembangan manusia yang  unggul. Di Indonesia bagian barat,  UNP adalah koordinatornya," tegasnya.

Kehadiran Ustad Abdul Somad katanya sudah sangat lama dinantikan dan penting bagi civitas akademika UNP. Tausyiahnya meski disampaikan dengan bahasa sederhana, tapi menyentuh, mengena dan memikat. Hal itu jelas sangat diperlukan, apalagi bagi UNP yang salah satu memiliki tugas pokok menyiapkan guru-guru profesional selain tenaga profesional lainnya. "Harapan kita Ustad Abdul Somad dapat memberikan kuliah umumnya minimal sekali dalam enam bulan di kampus kita ini," ujarnya.

Saat ini, UNP katanya memiliki 54 ribu mahasiswa. Pada semester  Juli-Desember 2023 ini ada penambahan 11 ribu mahasiswa baru. Sebanyak 3.000 mahasiswa diterima dari jalur undangan dari 22 ribu yang mendaftar. Kemudian 4.000 dari jalur tes dari 32 yang mendaftar dan jalur mandiri sebanyak 3.500 sampai 4.000 orang. "Ini nanti tergantung yang daftar ulang," jelasnya.

Rektor menyebutkan, tantangan ke depan semakin berat. Apalagi dalam rangka menuju Indonesia Emas 2045. "Kampus yang maju sangat tergantung sumber daya dosen dan mahasiswa yang diharapkan terus melakukan kreativitas. Untuk itu, mahasiswa jangan jadi followers tapi jadilah pemenang dengan terus melakukan inovasi. Jauhkan diri dari budaya meniru, karena yang meniru tidak bisa melebihi yang ditiru," tegasnya. (yuni)












Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anakku Pulang Bagai Pahlawan

Prajurit Yonif 133 Yudha Sakti Tewas Diserang KKB di Papua Barat

UNESCO Tetapkan Hari Lahir AA Navis Jadi Perayaan Internasional