Temu Usaha Agribisnis, Wujudkan Kemandirian Pangan Indonesia
Padang - Pertemuan petani dengan para pengusaha dalam Temu Usaha Agribisnis yang digagas Kementerian Pertanian RI diharapkan bisa menghasilkan kerjasama saling menguntungkan di masa depan. Salah satunya mampu mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan dan kemandirian pangan bagi Indonesia.
“Harapan kita tentu saja, kegiatan ini tak sekadar hanya pertemuan-pertemuan saja, tapi ada tindak lanjut melalui berbagai MoU,” kata Menteri Pertanian RI yang diwakili Direktur Pembiayaan Pertanian Ditjen Prasarana Pertanian, Ir. Indah Megahwati, MP., saat membuka Temu Usaha Agribisnis di UNP Hotel & Convention Center, Minggu (11/6/2023).
Indah menyebutkan, Temu Usaha Agribisnis yang dilaksanakan dalam rangkaian Penas Tani XVI merupakan salah satu program dari Kementerian Pertanian mendorong petani meningkatkan produksi pertanian yang mampu bersaing dengan komoditas pertanian di berbagai negara lainnya di dunia.
Tak hanya itu, produk yang dihasilkan diharapkan adalah produk yang kontinyu atau berkelanjutan, sehingga bisa memenuhi permintaan pasar. “Pada Temu Usaha Agribisnis ini hadir para pengusaha dan petani. Kita harapkan terjalin kerjasama antar mereka. Apalagi yang hadir di sini adalah para petani yang teruji, unggul, maju dan hebat tentu dengan pengusaha-pengusaha yang juga hebat,” katanya.
Lewat kerjasama antar mereka lanjutnya diharapkan bisa meningkatkan produksi, mampu memenuhi kebutuhan pasar dengan kualitas dan kuantitas serta kontinuitas hasil produksi yang sesuai dan mampu bersaing di pasar global. Untuk berbagai keterbatasan petani, misalnya dalam hal permodalan, Menteri Pertanian RI, Syahril Yasin Limpo lanjut Indah sudah melakukan MoU dengan 34 gubernur serta 500 bupati dan walikota se-Indonesia untuk pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Gubernur sudah sepakat memanfaatkan KUR sebesar Rp100 miliar per gubernur dan bupati walikota masing-masingnya Rp50 miliar untuk mengembangkan sektor pertanian,” jelasnya.
KUR akan sangat membantu para petani dalam memenuhi kebutuhan permodalan, termasuk juga memenuhi kebutuhan untuk pengolahan hasil pertanian menjadi barang jadi yang bisa langsung dimanfaatkan.
Apalagi, dengan bunga yang sangat ringan sebesar 3 persen. Selain itu, juga ada asuransi petani dimana premi per hektare lahan hanya Rp36 ribu serta ada juga kemudahan membeli alat-alat mesin pertanian produksi dalam negeri.
Didukung APBD
Sementara itu, Gubernur Sumbar diwakili Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumbar, Endrizal, SE.MSi., dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas terselenggaranya Penas Tani XVI di Sumatra Barat, khususnya di Kota Padang. Kegiatan itu katanya diharapkan bisa terlaksana pada tahun 2017 lalu, tapi baru terealisasi saat ini.
Walau demikian, Sumbar lanjutnya sangat antusias dan telah mempersiapkan berbagai hal demi suksesnya berbagai kegiatan.
Sebagai provinsi yang 38 persen usaha masyarakatnya berada di sektor pertanian, Sumbar menganggarkan dana cukup besar di sektor ini. “Sebesar 10 persen APBD Sumbar dialokasikan untuk bidang pertanian. APBD kita itu sebesar Rp6,8 triliun. Artinya, Rp680 miliar dialokasikan untuk pertanian,” rincinya.
Lewat Temu Usaha Agribisnis ini dia juga berharap petani Sumbar mampu bicara lebih banyak di tingkat nasional, termasuk juga sektor UMKM di daerah ini yang juga bergerak tak lepas dari sektor pertanian.
Sebelumnya Ketua Panitia Kegiatan, Bambang Supartoko, SP.MSi.M.MPar., mengatakan, kegiatan itu merupakan kesempatan bagi petani, nelayan dan petani hutan untuk mempromosikan produk-produk mereka. Temu usaha ini juga menjadi ajang pertukaran informasi dan bisa menghasilkan transaksi bisnis dengan nilai semaksimal mungkin.
Temu Usaha Agribisnis akan berlangsung hingga Selasa (13/6). Di setiap sesi, tidak kurang dihadiri 250 peserta yang terdiri dari petani, nelayan, pengusaha, penyuluh, peneliti dan lainnya. “Akan ada 20 narasumber yang akan memberikan materi,” pungkasnya.
Pembukaan kegiatan kemarin berlangsung dengan baik. Juga hadir Rektor UNP diwakili Dekan FMIPA, Dr. Yulkifli, SPd.MSi., yang juga memaparkan besarnya dukungan perguruan tinggi itu terhadap sektor pertanian di Sumatra Barat. (yuni)
Komentar
Posting Komentar