Inovasi Teknologi Alsintan Untuk Peningkatan Produktivitas Petani Padi dan Jagung Dari Dosen UNP
Foto bersama penerima, perangkat nagari dan penyuluh pertanian Pasbar. (ist) |
Pasaman Barat- Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu kewajiban yang dilaksanakan dosen dalam lingkup tridharma perguruan tinggi. Dosen Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang (FT UNP) melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di Kenagarian Lingkuang Aua Tmur, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar).
Mitra sasaran pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan adalah Kelompok Tani Boncah Bungo Tanjuang. Anggota kelompok tani ini berjumlah 36 orang dengan bidang pertanian yang dilakoni adalah pertanian jagung dan padi.
Pada kesempatan pengabdian kepada masyarakat ini, para dosen menyerahkan tiga alat inovasi teknologi alsintan yang diberikan kepada Kelompok Tani Boncah Bungo Tanjuang. Penyerahan dilaksanakan Senin (11/9). Ketiga alat itu adalah inovasi mesin perontok jagung, inovasi mesin penggiling jagung dan inovasi teknologi mesin perontak gabah sistem lorong hembus.
Inovasi mesin perontok biji jagung diketuai oleh Dr. Junil Adri, S.Pd., M.Pd.T., dan anggota Prof. Dr. Ambiyar, M.Pd., dan Dr. Refdinal, M.T. Junil mengatakan, kelebihan inovasi yang dikembangkan ini adalah lebih efektif dan efisien dalam proses perontokan biji jagung. "Latar belakang pengembangan inovasi ini didasari dari permasalahan masyarakat petani jagung yang biasanya masih menggunakan cara manual dalam proses perontokan, sehingga membutuhkan waktu yang lama dan tenaga yang banyak dalam proses perontokan biji jagung," terangnya.
Inovasi yang dikembangkan disesuaikan dengan pemecahan permasalahan yang dibutuhkan masyarakat. Kapasitas mesin perontok biji jagung yang dibuat mencapai 1 ton/jam. Inovasi ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam proses perontokan biji jagung, khususnya pada Kelompok Tani Boncah Bungo Tanjuang.
Kedua, inovasi mesin penggiling jagung diketuai oleh Dr. Refdinal, MT., dengan anggota Drs. Irzal, M.Kes., dan Suci Andri, S.Pd., M.Pd.T.
Untuk inovasi ini dilatarbelakangi pengembangan inovasi untuk meningkatkan nilai jual dari komuditi jagung yang menjadi unggulan masyarakat Pasaman Barat. "Jika biasanya petani menjual jagung hasil perontokan dengan harga Rp5000 perkilogramnya, dengan adanya proses penggilingan biji jagung ini, maka nilai jualnya akan menjadi Rp 7.500 perkilogramnya," sebutnya.
Jagung hasil gilingan ini dapat langsung menjadi kosentrat untuk pakan ternak. Jika dimanajemen dengan baik, maka kelompok tani akan dapat memproduksi pakan ternak sendiri dengan tambahan bekatul dan kosentrat lainnya sesuai dengan aturan komposisi pakan ternak.
Selain dua inovasi tersebut, juga diserahkan inovasi mesin perontok gabah yang diketuai oleh Prof. Dr. Ambiyar, M.Pd., dengan anggota Dr. Ir. Mulianti, M.T., dan Dr. Ir. Arwizet K, S.T., M.T. Pengembangan inovasi ini untuk masyarakat, karena melihat menurunnya produkvitas pertanian padi yang dihasilkan para petani.
Saat ini, sangat banyak lahan pertanian padi beralih fungsi ke pertanian sawit. Hal ini menyebabkan menurunnya prokdutivitas padi. Jika tak diantisipasi, maka cita-cita swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia akan jauh untuk diraih. "Kenyataan pada saat ini, tingkat nilai impor beras kita semakin tinggi. Fenomena ini menjadi pandangan kritis tim pengabdian untuk memberikan bantuan inovasi mesin perontok gabah system lorong hembus," terang Ambiyar.
Disampaikannya, kelebihan mesin ini dengan mesin yang ada di pasaran adalah memiliki kemampuan memisahkan padi berisi dan padi hampa secara langsung, sehingga hasil padi masyarakat makin bersih dan bobot makin bertambah.
Keseluruahn inovasi yang dikembangkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat diserahterimakan kepada kelompok tani yang diketuai oleh Yunita. Pada kesempatan serah terima, tampak hadir seluruh anggota Kelompok Tani Boncah Bungo Tanjuang.
Disampaikannya, kelebihan mesin ini dengan mesin yang ada di pasaran adalah memiliki kemampuan memisahkan padi berisi dan padi hampa secara langsung, sehingga hasil padi masyarakat makin bersih dan bobot makin bertambah.
Keseluruahn inovasi yang dikembangkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat diserahterimakan kepada kelompok tani yang diketuai oleh Yunita. Pada kesempatan serah terima, tampak hadir seluruh anggota Kelompok Tani Boncah Bungo Tanjuang.
Mereka sangat senang dengan adanya bantuan peralatan pertanian hasil inovasi dari Dosen Teknik Mesin FT UNP. Biasanya kelompok tani hanya menerima bantuan pupuk atau bibit. Tapi, pada kesempatan yang berbahagia itu mereka dapat menerima bantuan berupa peralatan pembantu petani dalam pengolahan hasil tani pada pasca panen.
Pj. Walinagari Lingkuang Aua Timur, Reni Masri, SH., yang turut hadir di kegiatan itu mengucapkan terima kasih, karena Dosen Teknik Mesin FT-UNP telah bersedia melaksanakan pengabdian di Kenagarian Lingkuang Aua Timur yang letaknya jauh dari Kota Padang.
Koordinator Penyuluh Pertanian Kabupaten Pasaman Barat yang berkesempatan hadir pada acara tersebut menyampaikan, di Pasaman Barat ada 263 kelompok tani. "Di Dinas Pertanian, kami biasanya hanya bisa memberikan bantuan peralatan itu hanya dua unit pertahunnya. Ini dikarenakan terbatasnya dana yang tersedia," katanya.
Kebanyakan bantuan kepada kelompok tani itu hanya berupa pupuk dan bibit. Makanya, kegiatan yang dilaksanakan dosen dari Universitas Negeri Padang ini menurutnya sangat membantu masyarakat.
Dari itu dia berharap, para dosen dapat terus melakukan pengabdian kepada masyarakat di Pasaman Barat. "Kami dari Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman Barat akan siap membantu hal-hal yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan seperti pengabdian kepada masyarakat ini," pungkasnya. (yuni)
Pj. Walinagari Lingkuang Aua Timur, Reni Masri, SH., yang turut hadir di kegiatan itu mengucapkan terima kasih, karena Dosen Teknik Mesin FT-UNP telah bersedia melaksanakan pengabdian di Kenagarian Lingkuang Aua Timur yang letaknya jauh dari Kota Padang.
Koordinator Penyuluh Pertanian Kabupaten Pasaman Barat yang berkesempatan hadir pada acara tersebut menyampaikan, di Pasaman Barat ada 263 kelompok tani. "Di Dinas Pertanian, kami biasanya hanya bisa memberikan bantuan peralatan itu hanya dua unit pertahunnya. Ini dikarenakan terbatasnya dana yang tersedia," katanya.
Kebanyakan bantuan kepada kelompok tani itu hanya berupa pupuk dan bibit. Makanya, kegiatan yang dilaksanakan dosen dari Universitas Negeri Padang ini menurutnya sangat membantu masyarakat.
Dari itu dia berharap, para dosen dapat terus melakukan pengabdian kepada masyarakat di Pasaman Barat. "Kami dari Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman Barat akan siap membantu hal-hal yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan seperti pengabdian kepada masyarakat ini," pungkasnya. (yuni)
Komentar
Posting Komentar