Lewat PPNB, Dosen FT UNP Melistriki Warga Ngalau Baribuik



MENINJAU PEMBANGKIT- Prof. Dr. Ir. Remon Lapisa, ST.MT.MSc., bersama Asnil, SPd.M.Eng., dan Dr. Junil Adri, S.Pd., M.Pd.T., bersama Ketua RT 05 RW 06 Kelurahan Batu Gadang, Kecamatan Lubuk Kilangan, Syafril saat meninjau dam Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro, Kamis (21/9). (yuni) 



Padang-Tiga tim dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang (UNP) melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam skema Program Pengembangan Nagari Binaan (PPNB) di Kampung Ngalau Baribuik, Kelurahan Batu Gadang, Kota Padang, Sumatra Barat. Mereka membantu masyarakat mendapatkan listrik sebagai sumber energi bagi kehidupan warga setempat.

PPNB di kampung yang terletak tidak jauh dari pabrik semen tertua di Indonesia itu pada tahun 2023 ini sudah memasuki tahun kedua. Ada tiga judul PPNB yang dilaksanakan oleh ketiga tim. Semuanya saling berkaitan dan menjadi satu kesatuan dengan harapan bisa membantu masyarakat mendapatkan sumber energi untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Irma Husnaini, ST.MT., Ketua Tim PPNB berjudul “Peningkatan Elektrifikasi Masyarakat Mendapatkan Layanan Listrik di Ngalau Baribuik Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang” mengatakan, Ngalau Baribuik terletak di Kelurahan Batu Gadang, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang. Di sana, terdapat 40 kepala keluarga (KK) dengan mata pencaharian sebagai petani dan peternak.

Daerah itu jauh dari keramaian dengan infrastruktur jalan yang masih buruk dan belum ada aliran listrik dari perusahaan listrik negara (PLN). “Selama ini, mereka memenuhi kebutuhan listrik dengan menggunakan potensi lingkungan yang ada, yaitu menggunakan pembangkit listrik mikrohidro yang dibangun dengan bantuan Pemerintah Kota Padang pada tahun 2000 dan hasil swadaya masyarakat,” sebut Irma Husnaini, ST.MT., yang didampingi anggota timnya, Prof. Dr. Ir. Remon Lapisa, ST.MT.MSc., Muvi Yandra, SPd.MPd., dan Krismadinata, ST.,MT., PhD., yang merupakan Dekan Fakultas Teknik UNP.

PLMTH bantuan Pemko Padang dengan kapasitas 10 KW lanjutnya, baru bisa mengaliri listrik untuk 24 rumah. Sisanya, belum mendapatkan akses sumber energi. “Sampai sekarang, belum semua rumah di Ngalau Baribuik mendapatkan aliran listrik dikarenakan keterbatasan dana untuk pemasangan instalasi,” terangnya.

Untuk rumah yang sudah ada aliran listrik, instalasinya juga tergolong sudah lama, lebih 20 tahun. Padahal, sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 45 tahun 2005, instalasi di atas 15 tahun harus dilakukan uji kelayakan.  

Selain persoalan itu, tentu saja ketersediaan sumber daya listrik tersebut. Makanya, satu tim dosen lainnya melakukan kegiatan PPNB dengan judul “Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro sebagai Sumber Energi Berkelanjutan Ramah Lingkungan Bagi Masyarakat Ngalau Baribuik Batu Gadang, Kota Padang”.

PPNB ini diketuai Prof. Dr. Ir. Remon Lapisa, MT.MSc., dengan anggota Ir. Krismadinata, ST.,MT., PhD., Dr. Eng. Prima Yane Putri, ST.MT., Dr. Ir. Arwizet, ST.MT., Prof. Dr. Ambiyar, MPD., dan Dr. Junil Adri, S.Pd., M.Pd.T.


Prof. Dr. Ir. Remon Lapisa, MT.MSc., mengatakan,  PPNB ini bertujuan untuk membangun sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro (PLTPH) di Ngalau Baribuk, karena selama ini perkampungan tersebut belum teraliri listrik dari PT PLN (Persero). "Jadi pembangkit ini dirancang mampu memenuhi kebutuhan energi untuk keperluan rumah tangga bagi 40 KK yang selama ini belum menikmati fasilitas listrik di sana,” katanya di sela peninjauan lapangan, Kamis (21/9/2023).

PLTPH ini disampaikannya, menggunakan turbin “cross floe”. Turbin model ini dinilai cocok pada sumber air dengan karakteristik “head” dan debit yang rendah seperti yang terdapat di Ngalau Baribuik.

Dia berharap, lewat PPNB yang dikerjakan juga melibatkan warga setempat itu bisa meningkatkan produktivitas kerja dan taraf hidup yang berujung pada peningkatan kesejahteraan warga pada perkampungan Ngalau Baribuik yang sudah ditetapkan Pemerintah Kota Padang sebagai salah satu destinasi wisata baru di ibukota Provinsi Sumatra Barat ini.

Disamping itu lanjutnya, kegiatan ini dapat membantu pemerintah dalam percepatan peningkatan rasio elektrifikasi masyarakat. Apalagi,  PLTPH tersebut dirancang mencapai kapasitas terpasang 5 KW atau 5.000 Watt dan cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk setempat yang belum teraliri listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang dibuat Pemko Padang sekitar tahun 2000 lalu.

PPNB di Ngalau Baribuik juga mendorong  “Peningkatan Jumlah Rumah Terpasang Aliran Listrik di Perkampungan Ngalau Baribuik Kota Padang”. Kegiatan ini diketuai Asnil, SPd.M.Eng., dengan anggota Dr. Oriza Candra, ST.MT., Dwiprima Elvanny Myori, S.Si.,MSi., dan Fivia Eliza, SPd.MPd.

Asnil mengatakan, pada tahun pertama PPNB yang dilakukannya bersama tim telah melakukan peningkatan jumlah terpasang aliran listrik dengan membantu pemasangan instalasi listrik dan pendukung lainnya di empat rumah penduduk. Ada pemasangan instalasi yang baru dan memperbaiki instalasi yang lama. “Pemasangan instalasi disesuaikan dengan ukuran rumah dan kapasitas listrik yang terpasang di sana,” terangnya.

Di tahun kedua sekarang, program yang dilaksanakan masih sama. Namun kali ini, hanya diperuntukkan untuk tiga rumah saja. Mayoritas warga setempat bekerja sebagai petani dan peternak. Hidup mereka tergolong jauh dari layak. Makanya, upaya yang dilakukan ini diharapkan bisa meringankan beban mereka dan bisa hidup lebih baik.

Ketua RT 05 RW 06 Kelurahan Batu Gadang, Kecamatan Lubuk Kilangan, Syafril mengakui sejak lama warga setempat belum mendapatkan listrik PLN. Sebelum ada PLTMH bantuan Pemko Padang, dia dan dua keluarganya membangun pembangkit listrik dengan tenaga Kincir Air. Kapasitas terpasangnya sangat minim dan hanya bisa mengaliri tiga rumah. “Makanya, kami sangat senang dengan adanya program bantuan listrik dari para dosen,” ulasnya.

Hal senada juga disampaikan isterinya, Yuni. Katanya, sejak kecil, mereka hidup dengan penerangan lampu minyak tanah. Bergelap-gelap di malam hari sudah menjadi hal biasa. Namun, bila ada penerangan listrik, tentu mereka sukacita. “Tentu kami sangat senang. Kami menerima saja bantuan yang diberikan,” ujarnya sumringah.  (YUNI)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anakku Pulang Bagai Pahlawan

Prajurit Yonif 133 Yudha Sakti Tewas Diserang KKB di Papua Barat

UNESCO Tetapkan Hari Lahir AA Navis Jadi Perayaan Internasional