Pemuda Bandarajo Ubah Bonggol Jagung Jadi Briket Arang

 

Briket dari bonggol jagung. (ist)






Pasaman Barat - Tim Pengabdian Departemen Kimia Universitas Negeri Padang (UNP) memberikan pelatihan kepada pemuda Nagari Lingkuang Aua Bandarajo, Kabupaten Pasaman Barat. Pelatihan untuk mengolah limbah pertanian berupa bonggol jagung menjadi briket arang sebagai bagian mewujudkan energi terbarukan.

Menurut Ketua Pengabdian, Dwi Finna Syolendra, M.Pd, Kamis (24/8/2023), kegiatan ini difokuskan untuk memberikan pelatihan kepada pemuda Nagari Lingkuang Aua Bandarajo mengenai pembuatan briket arang dari bonggol jagung, mulai dari bagaimana tahapan kerja, apa proses yang terjadi dan produk yang dihasilkan.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Pj. Wali Nagari Lingkuang Aua, Fenti Rozandi, S.ST., dan didampingi oleh Suharyanto selaku Kepala Jorong Bandarejo.


Salah seorang pemateri pada pelatihan tersebut, Boni Saputra, S.AP., MAP, mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2022, Kabupaten Pasaman Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil jagung terbesar di Provinsi Sumatera Barat.

Dengan tingginya jumlah jagung yang dihasilkan, tentu saja berbanding lurus dengan jumlah limbah yang diproduksi. Makanya, dia mengharapkan melalui kegiatan ini dapat mengedukasi pemuda untuk memanfaatkan limbah bonggol jagung menjadi briket arang sebagai salah satu bahan bakar energi terbarukan pengganti bahan bakar fosil (minyak tanah dan gas) yang semakin hari jumlahnya semakin menipis.

Melindra Mulia, pemateri kedua, menyatakan, bonggol jagung dapat dijadikan sebagai bahan pembuat briket arang karena kadar senyawa selulosa yang terkandung dalam bonggol jagung cukup tinggi yaitu 42% selulosa, 33% hemi selulosa, dan 18% lignin.

Pembuatan briket arang melewati proses pirolisis yaitu proses pemanasan dengan sedikit atau tanpa oksigen, dimana pada proses pembakaran bonggol jagung, setelah bonggol jagung terbakar merata maka ditutup sehingga jumlah asap dan karbon dioksida akan sedikit dihasilkan, lanjutnya.

Adapun kelebihan briket adalah tidak menimbulkan asap maupun bau dan menggunakan bahan organik yaitu arang bonggol jagung, tepung tapioca dan air sehingga makanan yang di bakar menggunakan briket bonggol jagung aman untuk di konsumsi. Selain itu panas yang dihasilkan oleh briket relatif tinggi di banding kayu biasa yaitu bisa mencapai 5.000 kalori.

Pelatihan dilakukan dengan cara penyampaian materi oleh Boni Saputra, S.AP., MAP dan Melindra Mulia, M.Si., dan dilanjutkan dengan praktik pembuatan briket arang dari bonggol jagung oleh pemuda yang berjumlah 19 orang. (Yuni)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anakku Pulang Bagai Pahlawan

Prajurit Yonif 133 Yudha Sakti Tewas Diserang KKB di Papua Barat

UNESCO Tetapkan Hari Lahir AA Navis Jadi Perayaan Internasional