Driver Bandara Ujung Tombak Pelayanan Pariwisata Sumatra Barat
Kadishub Sumbar, Dedy Diantolani saat memberikan sambutan. (yuni) |
Padang - DPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatra Barat bekerjasama dengan PT Angkasa Pura II cabang Bandara Internasional Minangkabau (AP II BIM) menggelar Pelatihan Peningkatan Kualitas Pelayanan Driver Bandara, Selasa (5/9/2023). Kegiatan itu mengangkat tema "Service Excellent".
Ketua DPD PHRI Sumbar, Rina Pangeran dalam sambutannya mengatakan, driver (sopir) bandara adalah ujung tombak dalam memberikan pelayanan terbaik kepada tamu yang datang ke Sumatra Barat. "Bandara adalah gerbang masuk ke Sumatra Barat, jadi bapak-bapak driver ini adalah ujung tombak dalam memberikan pelayanan prima kepada tamu setelah mereka turun dari pesawat," katanya.
Rina juga menyampaikan, keterlibatan PHRI Sumbar dalam meningkatkan kualitas pelayanan para driver bandara tidak terlepas dari tugasnya membantu pengembangan pariwisata di daerah ini. "Bicara pariwisata tidak hanya soal orang datang, menginap di hotel dan makan di restoran saja," kata Owner Hotel Pangeran itu.
Dalam pariwisata lanjutnya, ada destinasi atau tujuan wisata. "Maka kami juga ikut membantu pengembangan," jelasnya.
Tujuannya tidak lain demi meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Sumatra Barat sebagai provinsi pariwisata. "Sumatra Barat bukan daerah industri, sektor pertanian yang dapat diandalkan, tapi juga bukan unggulan. Untuk itu, pariwisatalah yang harus kita kembangkan," ujarnya.
Dengan peningkatan pelayanan, wisatawan baik lokal maupun mancanegara akan datang membawa uang ke daerah ini. Sumbar memiliki potensi wisata alam dan kuliner yang luar biasa, disamping wisata lainnya. Ini akan menjadi daya pikat orang datang berkunjung. Bila keramahtamahan tercermin sejak dari bandara, maka diyakininya jumlah kunjungan akan makin meningkat.
Salah satu yang diharapkan memberikan service excellent adalah para driver bandara. Bila pelayanannya prima, tamu akan terkesan dan akan berkunjung kembali.
Hal senada juga disampaikan Executive General Manager PT AP II BIM, Siswanto. Driver bandara adalah frontliner atau berada di garia depan pelayanan di bandara. Keberadaan mereka akan memberi warna bagi pintu masuk daerah itu. Dia berharap, dengan pelatihan ini para driver bandara akan terus meningkatkan pelayanan terhadap para tamu yang datang.
Primkopau, sebagai salah satu pengelola taxi bandara diharapkannya juga bersama meningkatkan kualitas para driver.
PT AP II Pusat katanya selalu mendata indeks kepuasan konsumen atau Customer Satisfaction Indeks setiap tahunnya. Penilaian tak sebatas pelayanan langsung pada cabang-cabangnya saja, tapi juga termasuk pelayanan dari driver bandara, sebagai salah satu moda transportasi darat dari dan ke bandara. "Bandara adalah cerminan service pada tamu yang datang," ulasnya.
Dari itu, PT AP 2 BIM sangat mendukung langkah PHRI Sumbar untuk meningkatkan kualitas pelayanan para driver bandara.
Kadishub Sumbar, Dedy Diantolani yang membuka kegiatan itu mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan PHRI Sumbar. "Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini, karena ini adalah sebagian tugas dari tugas dari Pemprov Sumbar utamanya dari sisi transportasi darat," sebutnya.
Dedy merinci, pada awal mula berdirinya BIM, Dishub Sumbar telah menyeleksi taksi bandara dengan memasang stiker pada body dan kaca taksi. "Taksi bandara adalah taksi pilihan, baij dari sisi kendaraan maupun pengemudinya," terangnya.
Seiring perjalanan waktu dan perubahan situasi dan perekonomian daerah, taksi yang masuk bandara tidak lagi pilihan, sehingga kemudian turun menurunkan kualitas pelayanan. Dari itu, dia mengapresiasi adanya pelatihan ini. "Bandara adalah pintu gerbang, apa yang dilakukan di sini adalah cerminan dari daerah itu sendiri," katanya.
Dia berharap para driver bisa bekerja optimal dan memberikan pelayanan dengan sepenih hati, sehingga tamu merasa terlayani dengan baik. "Driver harus optimalkan diri, melayani dengan sepenuh hati. Tidak hanya mengutakan diri saja, tapi kendaraan juga harus bersih dan wangi," pesannya.
Terpenting lagi harus selalu mematuhi UU Lalu Lintas Angkutan Jalan No. 22 Tahun 2009. "Jangan sampai tak taat azas atau aturan. Sekarang, jalan-jalan sudah dilengkapi monitor. Jangan sampai nanti datang surat tilang ke rumah atau ke kantor bapak-bapak," tegasnya.
Pelatihan ini kata Rina Pangeran diikuti 144 orang peserta. Mereka akan dibagi menjadi empat kelompok dengan rata-rata satu kelompok 30 orang. "Ini kami bagi menjadi kelompok kecil, supaya hasilnya maksimal," katanya.
Adapun materi yang diberikan, diantaranya cara driver bersikap kepada tamu, mulai dari salam, dan seterusnya hingga tamu sampai ditujuan. Ujung dari pelatihan ini, kepada peserta diberilan sertifikat yang diharapkan nanti jadi tolong ukur angkutan bandara dalam memilih pengemudinya. (yuni)
|
Komentar
Posting Komentar